Pentingnya Menghargai Kepribadian Siswa
Setiap manusia tentunya
ingin dicintai, disayangi, ditemani dan diperhatikan. Hal itu merupakan hal
mendasar dari kehidupan manusia. Berada dalam kesendirian tanpa teman, cinta,
kasih sayang, cita-cita, tentu hidup akan terasa menyedihkan dan seolah tidak berguna.
Merasakan dan menganggap bahwa kita adalah manusia rendahan dan tidak
berkepentingan di dunia. Satu per satu pertanyaan akan datang dalam pikiran
yang membuat kita akan semakin terbebani dan akhirnya kita menjadi serba salah
dalam melangkah.
Ketika kita melihat seseorang sedang bermain, bercanda,
tertawa bersama dengan teman-teman, sedangkan kita sendiri, tentunya jauh di
dalam hati terselip rasa cemburu dan rasa ingin seperti “mereka”. Kita tentu
ingin kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat bisa dihargai dan bisa
dirasakan juga oleh sekeliling kita. Saya teringat tentang sebuah cerita yang
mengisahkan seorang siswa laki-laki yang dianggap aneh oleh teman-temannya. Ia
dianggap sebagai seseorang yang membosankan, tidak berkembang, sangat pasif dan
pendiam. Namun suatu ketika dalam tugas sekolah, siswa laki-laki ini
dikelompokkan dengan teman-temannya yang lain. Mereka akan membahas tentang
kaum marginal (kaum yang terpinggirkan). Dalam proses pengerjaan tugas
tersebut, ternyata siswa laki-laki yang dikatakan sebagai siswa yang aneh,
lambat, pasif, justru menunjukkan kualitasnya. Ia benar-benar serius dan gigih
dalam menyelesaikan tugasnya. Ia bahkan mencari narasumber langsung untuk bisa
berdialog dan berbagi mengenai masalah kaum marginal. Teman-teman kelompoknya
sendiri tidak menyangka, bahwa ia ternyata bisa begitu aktif. Dan ketika
teman-temannya bertanya ia hanya tersenyum dan menjawab, bahwa ia juga merasa
bahwa ia termasuk dalam bagian kaum marginal. Ia mengatakan seperti itu karena
di dalam kelas sendiri ia merasa begitu terpinggirkan. Laki-laki itu ingin
sekali belajar bersama dengan teman-teman, berdiskusi, menjawab pertanyaan
guru, namun teman-temannya lah yang mengambil jarak, serta guru menganggap ia
tidak mau berusaha dan malas. Oleh karena itu ia bermain sendiri, dan menekan
semua rasa cemburunya terhadap teman-temannya yang lain.
Kita tentunya mengerti bagaimana perasaan laki-laki itu
bukan ? ia masih bisa berdiri tersenyum dan menampakkan wajahnya, bahkan berani
bersaing dengan teman-teman yang menganggapnya aneh. Mendengar cerita itu,
siswa yang lain merasa begitu bersalah. Mereka bisa merasakan apa yang
dirasakan laki-laki itu. Hidup sendiri dan dianggap sebagai seorang yang aneh,
padahal ia memiliki kemampuan, potensi dan kualitas hidup yang tinggi. Namun
akhirnya laki-laki itu senang, karena melalui kegiatan kelompok ini ia bisa
membuktikan bahwa ia bisa dan sama seperti yang lainnya.
Dan pada saat mempresentasikan tugas, teman-temannya yang
lain serta guru pun tercengang karena ia yang dianggap pendiam dan aneh bisa
memberikan materi yang baru, hangat dan berbeda dari yang lainnya. Dengan penuh
percaya diri, ia bisa membuktikan bahwa ternyata ia bisa. Dengan begitu,
akhirnya pandangan dari guru dan teman-temannya pun berubah, justru kini mereka
semua mengapresiasi laki-laki tersebut.
Jadi, kita tidak seharusnya membiarkan seseorang merasa
sendiri di tengah keberadaan kita. Setiap manusia memiliki potensi, serta
kualitas hidup yang berbeda-beda. Tiap-tiap manusia juga memandang segala
sesuatu dengan cara yang berbeda dan tentunya dengan sudut pandang yang berbeda
pula.
Sesungguhnya setiap manusia memiliki peran serta pengaruh
dalam membentuk kepribadian dan hidup seseorang. Karena itulah kita diajarkan
bagaimana pentingnya menghargai, toleransi, serta peduli kepada sesama. Kita
bisa merasakan dan membayangkan sendiri, bagaimana mengerikan dan menakutkannya
hidup sendiri yang dipenuhi dengan kesedihan, bimbang, putus asa, tidak percaya
diri dan menganggap hidup tidak berguna dikarenakan orang-orang tidak bisa
menghargai kepribadian yang kita miliki.
Kita tidak ingin seperi itu bukan ? jadi, hargai
sekeliling kita. Karena tanpa kita sadari, banyak hal yang membutuhkan kita
walaupun sekedar senyum atau sapaan “hai”.
Komentar
Posting Komentar