opini 'dadakan'

hai guys! kali ini gue pengen cerita. 
jadii, gue itu suka nonton channel youtube-nya gitasav. bahkan gue juga sering nonton video kak git tentang beropini atau tentang jerman gitu. di blogger kak git juga gue suka. bukannya yang ngefans banget sih, cuma, gue ngerasa pandangan gue dengan dia hampir sama. cara berpikir gue dalam melihat masalah itu cenderung sama. makanya gue ketika baca blognya atau nonton youtube nya, gue ngerasa cocok gitu. 

btw, gue beberapa waktu lalu nonton videonya tentang beropini. kebetulan waktu itu dia lagi ngomongin soal SOSMED. daaan setelah dia bercerita panjang lebar soal sosmed dan generasi sekarang, gue setuju sekali. di videonya itu, kak gita dengan jelas dan tegas mengatakan kalo sekarang secara nggak sadar standar moral kita sedikit 'menurun'. (btw, kata menurun itu bahasa gue yak!). artinya, standar kita terhadap prinsip budaya dan pandangan negara kita sudah agak berbeda. misalnya, cara berpakaian, tutur kata, perilaku, dsb. kalo dulu, kita melihat orang pake baju ketat tipis dan terbuka, itu masih tabu. kemudian cara kita bertutur kata, entah itu kepada teman sebaya, orangtua, atau yang lebih muda. kalo sekarang kita bisa bebas berkomentar dan bahkan bisa saling mengumpat melalui media sosial. trend pakaian dan gaya berbusana makin modern dan kita cenderung mengikuti hal-hal yang bersifat trend. dan ternyata, tanpa kita sadari sebenarnya hal-hal tersebut mampu membuat cara pandang kita terhadap suatu hal, itu bisa berubah. 

ngomongin soal komen. ini nih sebenarnya yang rada-rada mengerikan di sosmed. yaitu soal komentar orang-orang yang bisa dengan bebas menggunakan bahasa apapun. entah itu memuji atau bahkan mengumpat. ketika gue buka akun sosmed, gue nggak sengaja ngeliat komen seseorang yang menurut gue itu nggak pantes. secara ngomong kotor aja itu sebenarnya udah salah, ini bahkan lebih dari sekedar mengumpat. daan ketika gue mencoba melihat akun tersebut, gue cuma bisa bengong doang. kenapa? karena yang komen itu ada dari kalangan remaja, sekitar 12-15 tahunan gitu, bahkan ada juga ibu-ibu. yang buat gue kaget adalah, anak sekecil ini, udah bisa komen dengan menggunakan bahasa yang nggak sopan banget. bahkan nge-bully aja itu udah kayak hal yang wajar dan biasa bagi mereka. ditambah lagi dengan ibu-ibu ini. beliau-beliau ini kan seorang ibu, orang dewasa, yang seharusnya menjadi contoh bagi anak. gue kaget aja gitu ketika ternyata mereka aja bisa komen seperti itu. 

gue kan guru ya. meskipun gue masih guru junior. hal terbesar yang menjadi kewajiban gue sebagai seorang guru sekaligus pendidik sekarang ini adalah, gue harus mampu memberikan pandangan yang positif dan luas terhadap mereka. baik itu soal masa depan mereka, soal kehidupan, bahkan cara bertutur kata yang seharusnya. kenapa gue bisa bilang gitu, ini disebabkan karena gue pernah melihat akun anak-anak yang sangat ingin terlihat dewasa di dunia maya. mereka seolah hidup di dunia maya. mereka telah "menghayati" sekali permainan sosial media. sehingga yang terjadi adalah, kemarahan mereka, rasa kesal, bahagia, sedih, apapun itu, semuanya dengan bebas mereka share ke sosmed. bahkan sampai menggunakan bahasa yang tidak baik, komen dengan bahasa kotor, bahkan memanggil teman mereka sendiri dengan panggilan yang tidak seharusnya. gue awalnya nggak percaya, tapi gue cari dan cari lagi, hingga akhirnya gue sadar, kalo ternaya anak seumuran kelas 4 SD aja udah bisa main sosmed dan komen dengan bahasa yang sangat tidak baik. can you imagine how the future??? 

setelah gue baca dan telusuri, yang tersisa di diri gue adalah, gue ngeri. jujur, gue ngeri. orang-orang di sosmed, entah itu anak-anak sampe orangtua, dengan 'bengisnya' menggunakan sosmed sebagai ajang untuk menunjukkan kehidupan yang semu dan maya. mereka menggunakan sosmed sebagai ajang untuk mengolok teman bahkan orangtua mereka sendiri. gue kadang pengen menunjukkan mereka bahwa  itu salah. gue pernah coba, bahkan hingga detik ini gue berusaha untuk tetap mengingatkan, tapi memang ternyata dibutuhkan banyak pihak. mulai dari orangtua, lingkungan rumah, teman sebaya, lingkungan sekolah, dsb. 

gue selalu berharap, semoga suatu saat nanti, gue nggak sendiri. sosmed bisa menjadi hal yang positif bagi mereka. gue juga berharap, semoga semua pihak entah itu orangtua, guru, bahkan pemerintah, mampu dengan sigap dan peduli terhadap "krisis moral" generasi bangsa saat ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Disiplin dari Negara Jerman

Affandi, Lukisan dan Unsur Kemanusiaan

dalam diam mu..